BPR ( Business Process Reengineering )


·         Pengertian BPR ( Business Process Reengineering )
Merupakan pemikiran ulang yang fundamental dan desain ulang radikal suatu proses bisnis organisasi yang akan mengarahkan organisasi untuk mencapai peningkatan kinerja bisnis secara dramatis. 

·         TujuanBPR ( Business Process Reengineering )
Untuk meningkatkan performa atau kinerja proses bisnis yang telah ada sebelumnya.

·         Tahapan pelaksaan proses re-engineering
Menurut Khoong(1995) tahapan proses re-engineering terdiri dari 2 fase utama, yaitu fase studi
dan fase implementasi. Tahapan awal terdiri dari  5 tahap awal dalam fase studi dan 2 tahap dalam fase implementasi. Tahapan-tahapan tersebut antara lain :
a.      Tahap 1 : Permulaan ( Initiate)
Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam perencaan proses re-engineering. Pembentukan tim inti dan pemegang keputusan dalam memimpin tahapan proses dilakukan. Kesepahaman tujuan bersama sangat penting dalam pelaksanaan agar arah proses jelas dan menghasilkan hasil akhir yang diharapkan
b.      Tahap 2 : Pembentukan Visi (Envision)
Tahap pembentukan visi merupakan tahap yang penting dalam fase studi dikarenakan hal ini menentukan lingkup bisnis yang menjadi target re-engineering di samping penetapan tolak ukur guna menilai hasil pelaksanaan re-engineering. Tahapan ini juga dimaksudkan untuk mendefinisikan segala factor penunjang keberlangsungan proses.
c.       Tahap 3 : Menganalisa  (Analyze )
Analisa proses bisnis penting dilakukan untuk mengetahui akar permasalahan dari proses bisnis, sehingga akar permasalahan tersebut terselesaikan dan diharapkan dapat menghasilkan proses bisnis baru yang memiliki kinerja yang lebih baik.
d.      Tahap 4 : Mendesain Ulang (Redesign)
Redesign adalah suatu cara mendesain ulang suatu proses dengan mempelajari peta proses, mempermudah untuk melihat bagian-bagian tertentu yang bias diotomatisasikan, disederhanakan dan lebih ditekankan (diutamakan) dengan lebih banyak menggunakan SDA dan perhatian manajemen yang lebih besar atau dieliminasi. Tahap ini dapat dilakukan dengan baik apabila tahap-tahap sebelumnya telah dikerjakan dengan baik pula, karena tahapan ini merupakan representasi dari tahap sebelumnya, khususnya tahap analisa.
e.       Tahap 5 : Gambaran Umum (blueprint)
Tahap ini merupakan tahapan akir fase studi dalam tahapn proses reengineering, sekaligus menjadi batas antara fase studi dengan fase implementasi. Gambaran umum telah dihasilkan dan siap untuk diimplementasikan dalam fase selanjutnya.
f.        Tahap 6 : Impementasi (Impementation)
Demi keberhasilakn implementasi, dukungan metodologi terhadap aspek-aspek perubahan teknologi,perubahan SDM dan perubahan aspek yang lain sangat penting. Reengineering harus menyertakan studi-studi kelayakan yang teliti dalam kepentingan perubahan teknologi. Keberhasilan tahap implementasi didapat dari kematangan dalam pelaksanaan fase studi. Oleh karenanya, fase studi sangat penting dilakukan dengan baik agar fase implementasi dapat memberikan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan awal.
g.      Tahap 7 : Meninjau (Monitoring)
Setelah perubahan-perubahan selesai diimplementasikan, penting bagi organisasi untuk menetapkan indicator-indikator kinerja baru yang nantinya bisa mengukur keefektifan perencanaan reengineering, untuk memberikan umpan balik atas perubahan dan dapat digunakan untuk melakukan proses identifikasi kebutuhan-kebutuhan reengineering di masa yang akan dating.

Thanks for reading: BPR ( Business Process Reengineering )

1 comments:



Paper Underground said...

Artikel Bagus..
Perubahan dalam lingkungan bisnis tidak dapat dihindari, business process reengineering atau rekayasa proses bisnis memberikan solusi terbaik bagi perusahaan untuk melakukan perubahan.
Sekedar ingin berbagi, barangkali bisa sedikit menambah referensi mengenai Reengineering Process Business.
Klik --> Business Process Reengineering TACO BELL

Post a Comment